IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN

0 Comments

Pada tanggal 29 Mei 2024, Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan kegiatan praktisi dengan tema “Implementasi Kurikulum Pendidikan” yang berlangsung di Virtual Zoom Meetings. Pada kegiatan ini dihadirkan Ibu Kundriyah, S.Pd., M.Pd yaitu guru SMA 68 Jakarta, selaku narasumber pada kegiatan pembelajaran ini.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 19.00 WIB, yang dimulai oleh pembukaan oleh Ayuningtyas, S.Pd selaku moderator pada malam hari ini dilanjut dengan pembacaan CV Narasumber. Selanjutnya, dilakukan pemaparan materi “Pengembangan Kurikulum Di Tingkat Sma” oleh narasumber.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengumumkan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan dengan penerapan Kurikulum Merdeka. Perubahan ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih dalam proses belajar mengajar, menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi siswa di berbagai daerah.

Politik Kurikulum: Upaya Menjaga Netralitas dan Keberagaman

Perubahan kurikulum ini tidak lepas dari dinamika politik yang mewarnai perjalanan pendidikan di Indonesia. Pemerintah memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan tetap netral dan inklusif, mencerminkan keberagaman budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia. Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, menegaskan bahwa kebijakan kurikulum ini tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu, melainkan berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

Untuk memastikan implementasi Kurikulum Merdeka berjalan sesuai rencana, Kemendikbudristek telah mengeluarkan pedoman pelaksanaan yang rinci. Pedoman ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, metode penilaian, hingga pelatihan bagi para pendidik. Pedoman ini dirancang untuk memberikan panduan yang jelas dan komprehensif bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Aksi dari Kurikulum: Implementasi di Lapangan

Di lapangan, penerapan Kurikulum Merdeka sudah mulai terlihat dengan berbagai inisiatif yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Misalnya, di SMAN 68 Jakarta, para guru telah mulai menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung dan kolaborasi. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

Pembelajaran Terdifferensiasi: Mengakomodasi Keberagaman Siswa

Salah satu elemen kunci dari Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran terdifferensiasi. Pendekatan ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode dan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat masing-masing siswa. Dengan demikian, setiap siswa dapat berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Di beberapa sekolah, pendekatan ini sudah mulai diterapkan dengan hasil yang positif, di mana siswa menunjukkan peningkatan motivasi dan keterlibatan dalam proses belajar.

Capaian Belajar: Indikator Keberhasilan

Kemendikbudristek telah menetapkan indikator capaian belajar yang jelas untuk memantau keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Indikator ini mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta penilaian terhadap soft skills seperti kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi. Data awal menunjukkan adanya peningkatan capaian belajar di beberapa sekolah pilot yang sudah menerapkan kurikulum baru ini.

Tantangan dan Harapan

Meskipun banyak yang optimis dengan perubahan ini, penerapan Kurikulum Merdeka juga menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya adalah kesiapan infrastruktur, keterampilan guru, dan resistensi dari sebagian masyarakat. Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kolaborasi semua pihak terkait, diharapkan kurikulum baru ini dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi pendidikan di Indonesia.

 

 

 

Related Posts