Peran Literasi Digital Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0

Pada tanggal 03 Februari 2024, Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan kegiatan PRAKTISI MENGAJAR dengan tema “Peran Literasi Digital dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0” yang berlangsung di Virtual Zoom Meetings. Pada kegiatan ini dihadirkan Dr. Zul Afdal, M.Pd., dosen Universitas Negeri Padang selaku narasumber pada kegiatan pembelajaran ini.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 10.30 WIB, yang dimulai oleh pembukaan oleh Harlina, S.Pd, selaku moderator. Selanjutnya, dilakukan pemaparan materi “ Peran Literasi Digital Meningkatkan kualitas pendidikan era revolusi industry 4.0” oleh narasumber.

fase periode revolusi industry membutuhkan masa yang semakin singkat dari waktu ke waktu. Sampai saat ini tahun 2024 masih sampai tahap revolusi 4.0. Revolusi industry ke-4 yaitu kegiatan manufaktur yang terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif.

Pertumbuhan kecerdasan buatan (AI) telah signifikan sejak awal tahun 2020-an. Google, sebagai salah satu pelaku utama dalam pengembangan AI, mengalokasikan waktu selama dua dekade untuk menghasilkan sistem pertanyaan dan jawaban (QnA) yang canggih. Selama periode ini, terjadi perubahan paradigmatis terkait privasi data, di mana informasi yang sebelumnya dianggap bersifat pribadi kini mengalami penurunan tingkat keprivasiannya.

Pak Zul menjelaskan bahwa, pada masa kini, beragam kebutuhan manusia secara luas mengadopsi dukungan dari infrastruktur internet dan ekosistem digital sebagai media utama untuk interaksi dan transaksi. Fenomena ini tidak terbatas pada aspek ekonomi pemerintah dan pendidikan, tetapi juga mencakup berbagai dimensi kehidupan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai literasi ekonomi digital, yang mencakup pemahaman tentang ekonomi dalam konteks digital serta keterampilan yang dibutuhkan untuk beroperasi dan berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi digital ini.

Era baru industry digital pastinya terdapat ancaman dan peluang, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Ancaman:

  • Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025, karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist);
  • Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini (S. Department of Labor Report)

Peluang:

  • Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025
  • Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistic (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025 (World Economic Forum)

Menurut Pak Zul, istilah kunci dalam literasi adalah “Curiosity” atau keingintahuan individu. Literasi dianggap muncul saat individu mengalami dorongan untuk mendapatkan pengetahuan tentang suatu hal.  

Pak Zul menuturkan bahwa gejala-gejala transformasi digital artinya ada perubahan perpindahan sebagai bentuk wujud digital. Saat ini beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak dari arus era digitalisasi, contohnya adalah toko konvensional tergantikan dengan marketplace, taksi atau ojek tradisional tergantikan dengan moda berbasis online.

Dalam konteks perbincangan mengenai penurunan jumlah pekerjaan global sebesar 1-1,5 miliar dalam periode 2015-2025, serta isu peningkatan jumlah penduduk, terdapat perhatian terhadap kesenjangan antara jumlah penduduk dan kesempatan kerja yang tersedia. Meskipun tidak semua negara mengalami kelebihan jumlah penduduk, masalah ini menimbulkan pertanyaan tentang strategi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Dalam konteks ini, ketika lapangan pekerjaan terbatas, akan ada ruang untuk menciptakan peluang pekerjaan. Maka, kita ciptakanlah peluang pekerjaan tersebut.

Terdapat Strategi Menghadapi Era Digital, bagaimana cara merespon masa depan?

  1. Komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skills
  2. Selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru, learn by doing!
  3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill
  4. Dilakukannya kolaborasi anatar dunia industry, akademisi, dan Masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan
  5. Menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukkan materi terkait human-digital skills.

Oleh sebab itu, upaya yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan revolusi industry 4.0 adalah pendidik dituntut untuk bisa beradaptasi dengan zaman dan menguasai teknologi, peningkatan kualitas guru agar mampu mengajarkan materi dengan pendekatan penerapan penggunaan teknologi informasi (TI) dalam proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru menjadi guru 4.0 melalui diklat, transformasi ke pembelajaran daring.

Literasi data: Kemampuan untuk membaca, analisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital

Literasi Teknologi: Memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, engineering principles, biotech)

Literasi Manusia: Humanities, Komunikasi, & Desain

Pembelajaran Sepanjang Hayat

 

Berikut ini referensi Aplikasi E-Learning Gratdi Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System-LMS)

SEVIMA Edlink

MOODLE (http://moodle.org)

Blackboard CourseSites (https://www.coursesites.com)

Google Classroom

Edmodo

Schoology (https://www.schoology.com)

Latitude Learning (http://www.latitudelearning.com)

Academy of Mine (http://www.academyofmine.com)

.LRN (http:// www.dotlrn.org)

Efornt (http://www.efrontlearning.net)

Dokeos (http://www.dokeos.com)

Sakai (https://sakaiproject.org)

Rumah Belajar (belajar.kemendikbud.go.id)