Pada hari Sabtu, 03 Februari 2024, Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan kegiatan pembelajaran melalui program serial Pendidikan ekonomi dengan tema “Peran Pendidikan Profesi Guru Terhadap Diversifikasi Metode Pengajaran Berbasis Digital” yang berlangsung di Virtual Zoom Meetings. Pada kegiatan ini, dihadirkan Bapak Irfan Suherman S.E, M.Pd mahasiswa PPG UNJ dan duru senior SMP 52 Bekasi dan Ibu Lilis Setyorini S.E, guru senior SMAS Yadika 4 sebagai narasumber utama pada kegiatan pembelajaran ini.
Kegiatan ini diawali dengan peserta masuk ke dalam ruang zoom pukul 9.30 WIB. Selanjutnya dilakukan pembukaan kegiatan oleh MC yaitu Ahmad Saoki Andriana S.Pd, pembacaan doa, kegiatan dimulai dengan sesi penjelasan materi “Peran Pendidikan Profesi Guru Terhadap Diversifikasi Metode Pengajaran Berbasis Digital” oleh narasumber. Peran Pendidikan Profesi Guru Terhadap Diversifikasi Metode Pengajaran Berbasis Digital, di mana teknologi informasi dan kecerdasan buatan menjadi pendorong transformasi masyarakat. Pendidikan profesi guru menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan ini.
Bu Lilis menjelaskan Era digital membawa perubahan mendasar dalam dunia pendidikan, memerlukan peran Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang kritis dan progresif untuk mendiversifikasi metode pengajaran berbasis digital. Analisis ini sejalan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional Indonesia, yang menganggap pendidikan sebagai sarana untuk membentuk karakter dan kemandirian individu.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan bukan sekadar tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan individu untuk berpikir kritis. Peran guru dalam pendidikan menjadi sentral, tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai fasilitator perkembangan karakter siswa.
Proses pembelajaran di era digital mengalami transformasi signifikan. Digitalisasi, khususnya penggunaan teknologi dalam pendidikan, telah membuka peluang baru untuk memperkaya metode pembelajaran. Guru perlu memahami bagaimana mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses belajar-mengajar agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih holistik.
Metode pembelajaran di era digital menjadi kunci untuk menjawab tuntutan zaman. PPG memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelatihan yang tidak hanya mencakup aspek teknologi, tetapi juga cara mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Bapak Irfan juga menjelaskanDigitalisasi menciptakan karakter guru yang berbeda di era digital. Guru tidak hanya harus menguasai materi pelajaran, tetapi juga memiliki keterampilan teknologi, menjadi kolaborator, dan memiliki kemampuan untuk merancang pengalaman belajar yang menarik.
Sumber belajar di era digital semakin beragam, memungkinkan akses informasi secara lebih cepat dan mudah. Guru dan PPG perlu memahami cara memanfaatkan berbagai sumber ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi kebutuhan beragam siswa.
Peran PPG di era digital menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. PPG perlu memberikan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada teknologi tetapi juga memberdayakan guru untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan kurikulum berbasis digital.
Dalam implementasinya, PPG dapat menggunakan metode pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Metode ini mendorong siswa untuk aktif dalam pemecahan masalah, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan mendorong kerja sama antar-siswa.
Pak Irfan menjelaskan Perbedaan antara guru zaman dulu dan sekarang mencerminkan evolusi pendidikan. Guru di masa kini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang kritis dan kreatif.
Perbedaan Guru Zaman Dulu dan Guru di Era Digitalisasi: Transformasi Peran Pendidik
Metode Pengajaran:
Zaman Dulu: Guru menggunakan metode pengajaran konvensional, terutama dengan penekanan pada penggunaan buku teks dan ceramah sebagai metode utama.
Era Digital: Guru di era digital memanfaatkan teknologi seperti presentasi multimedia, video pembelajaran, dan platform daring untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik.
Akses Informasi:
Zaman Dulu: Informasi terbatas pada buku teks, perpustakaan, dan materi cetak. Sumber informasi bersifat statis dan terbatas.
Era Digital: Guru memiliki akses ke sumber informasi yang lebih luas dan dinamis melalui internet. Mereka dapat mengakses berita terkini, riset, dan sumber daya online secara instan.
Komunikasi:
Zaman Dulu: Komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua lebih terbatas pada pertemuan tatap muka atau melalui surat pemberitahuan.
Era Digital: Komunikasi menjadi lebih cepat dan efisien melalui email, aplikasi pesan instan, dan platform daring, memungkinkan interaksi real-time antara guru, siswa, dan orang tua.
Sumber Belajar:
Zaman Dulu: Guru mengandalkan buku teks fisik, materi tulisan tangan, dan media tradisional seperti papan tulis.
Era Digital: Guru dapat menggunakan berbagai sumber belajar digital seperti video, simulasi interaktif, aplikasi edukatif, dan e-book untuk memperkaya pengalaman belajar.
Pembelajaran Kolaboratif:
Zaman Dulu: Pembelajaran cenderung bersifat individual dengan fokus pada guru sebagai sumber utama informasi.
Era Digital: Guru mendorong pembelajaran kolaboratif melalui platform daring, memungkinkan siswa untuk berinteraksi, berbagi ide, dan belajar secara bersamaan.
Evaluasi dan Pemantauan:
Zaman Dulu: Proses evaluasi lebih terbatas pada ujian tertulis dan pekerjaan rumah konvensional.
Era Digital: Guru dapat menggunakan teknologi untuk evaluasi yang lebih diversifikasi, seperti ujian online, proyek kolaboratif, dan platform pembelajaran yang memberikan umpan balik secara instan.
Keterlibatan Orang Tua:
Zaman Dulu: Keterlibatan orang tua lebih sering melalui pertemuan sekolah atau surat pemberitahuan.
Era Digital: Orang tua dapat terlibat secara aktif melalui aplikasi khusus sekolah, portal online, dan komunikasi digital untuk memantau kemajuan anak mereka.
Perbedaan antara guru zaman dulu dan sekarang mencerminkan evolusi pendidikan. Guru di masa kini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang kritis dan kreatif.
Dengan demikian, Pendidikan Profesi Guru yang berfokus pada digitalisasi dan diversifikasi metode pembelajaran merupakan langkah krusial menuju pendidikan yang relevan dan inklusif di masa depan. Melalui upaya bersama, guru dan PPG dapat membangun jembatan menuju masa depan pendidikan yang lebih baik dan adaptif.