Kegiatan Writing Camp OLOB, Lahirkan Banyak Buku

Kegiatan Writing Camp One Lecture One Book (OLOB) merupakan kelanjutan dari kegiatan one lecture one scopus yang bertujuan memotivasi dosen untuk menulis artikel dan diteribitkan di jurnal internasional terindeks Scopus. Kegiatan OLOS (one lecture one scopus) tahun ini menghasilkan 25 artikel yang telah diterbitkan dan ada beberapa artikel yang masih under review. Untuk menindaklanjuti kegiatan OLOS, pada tanggal 29-31 Agustus 2018, FE UNJ mengadakan kegiatan writing camp one lecture one book untuk pertama kalinya. Kegiatan ini bertujuan agar setiap dosen dapat menghasilkan buku ajar yang selanjutnya akan diajukan ke Kementrian Hukum dan HAM untuk mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Menurut Dr. Ari Saptono, M.Pd. selaku Wakil Dekan II FE UNJ, kegiatan OLOB akan memperkaya literatur dosen dalam mengajar, sehingga meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa. Tak hanya memperkaya literatur dosen, kegiatan OLOB juga dapat membantu pengembangan karir dosen, sebab buku yang dipatenkan melalui HAKI masuk ke dalam komponen B (bagian penelitian), sehingga membantu dalam pengurusan pengangkatan dosen.

Kegiatan OLOB dihadiri oleh para dosen FE UNJ dan tentunya mengundang tiga narasumber untuk menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut. Narasumber pertama, yaitu Prof. Soenarto, M.Sc., M.A., Ph.D. selaku Guru Besar FT UNY menjelaskan bagaimana membuat buku ajar dari hasil penelitian. Narasumber kedua, yaitu Prof. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si., Ak., C.A. selaku Guru Besar FEB UNS menjelaskan strategi agar lolos hibah penulisan buku ajar yang diberikan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI). Narasumber ketiga, yaitu Miftachul Huda, M.Si. selaku Direktur CV Samudera Biru menjelaskan bagaimana cara menerbitkan buku.

Kegiatan OLOB yang telah dilaksanakan berhasil menghasilkan 31 judul buku beserta outline nya. Menilik dari tahun-tahun sebelumnya, dimana dosen hanya menyelesaikan pan ajar tetapi tindak lanjutnya tidak optimal, maka harapannya 31 judul beserta outline tersebut dapat terbit menjadi buku pada tahun depan. “Menyusun buku itu perlu waktu lebih banyak, berbeda dengan menyusun artikel. Maka diharapkan kegiatan OLOB ini dapat membuat dosen lebih serius dalam menulis buku dan diterbitkan. Apabila buku ajar yang disusun oleh dosen diterbitkan, maka tulisan tersebut dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh publik,” tutur Dr. Ari Saptono, SE, M.Pd. (Putkal/SFR)