Alumni Connect PE 2023 “Kurikulum Merdeka SMA: Tantangan dan Peluang”

Pada hari Kamis, 14 Desember 2023, Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan kegiatan pembelajaran melalui program Alumni Connect PE 2023 dengan tema “Kurikulum Merdeka SMA: Tantangan dan Peluang” yang berlangsung di Virtual Zoom Meetings. Pada kegiatan ini, dihadirkan Bapak Dr. Agus Wibowo, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kajian Kurikulum SMA/SMK, yang menjadi penyelenggara kegiatan ini. Selain itu, dihadirkan juga Ibu Dian Lestari, S.Pd., Gr. selaku Alumni S1 Pendidikan Ekonomi sebagai narasumber utama pada kegiatan pembelajaran ini.

 

 

 

 

Kegiatan ini diawali dengan peserta masuk ke dalam ruang zoom pukul 08.30 WIB. Selanjutnya dilakukan pembukaan kegiatan oleh MC, pembacaan doa, dan sambutan dari Bapak Dr. Agus Wibowo, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pengampu. Pukul 09.00 WIB kegiatan dimulai dengan sesi penjelasan materi “Kurikulum Merdeka SMA: Tantangan dan Peluang” oleh narasumber. Pada materi tersebut disampaikan mengenai Kurikulum Merdeka. Kegiatan dimulai dengan tes konsentrasi agar para peserta bisa fokus sebelum dilakukan pemaparan materi. Setelah itu, narasumber menjelaskan tentang filosofi dan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia. Sebelum menerapkan kurikulum merdeka, ndonesia mengalami beberapa perubahan kurikulum, yaitu sebagai berikut:

 

  1. Kurikulum Rencana 1947, menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
  2. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952), yang terdapat silabus mata pelajaran yang lengkap dengan satu pelajaran diajarkan oleh seorang guru.
  3. Kurikulum 1964, pembelajaran yang dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani.
  4. Kurikulum 1968, terdapat perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
  5. Kurikulum 1975, menggunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) untuk merencanakan metode, materi, dan tujuan pembelajaran.
  6. Kurikulum 1984, yang mengusung process skill approach dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan berorientasi pada tujuan instruksional.
  7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, yang memiliki tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
  8. Kurikulum 2004, setiap mata pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh siswa nantinya.
  9. Kurikulum 2006, Departemen Pendidikan Nasional pada saat itu menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD).
  10. Kurikulum 2013, lebih menekankan kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta mendorong siswa untuk melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan.

 

Setelah mengalami beberapa pergantian kurikulum, saat ini sudah diterapkan Kurikulum Merdeka yang mempunyai metode pembelajaran mengacu pada pendekatan minat dan bakat yang berfokus pada materi esensial dan projek profil pelajar Pancasila.

 

Kurikulum kerap mengalami perubahan karena Kurikulum sebagai perangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

 

Terdapat beberapa latar belakang Kurikulum Merdeka yaitu:

  1. Hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Tahun 2019
  2. Hasil Evaluasi Kurikulum 2013
  3. Hasil Studi The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
  4. Hasil Studi Program for International Student Assessment (PISA)

 

Sebelum kurikulum merdeka diterapkan, terdapat sekolah penggerak yang melakukan uji coba kurikulum paradigma baru/prototipe sebagai pramodel. Setelah itu, pada Februari 2022, kurikulum merdeka disahkan oleh pemerintah.

 

Dalam penerapan kurikulum merdeka, terdapat modul ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, mata pelajaran dalam Kurikulum Merdeka disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

 

Terdapat tantangan dan peluang dalam menerapkan kurikulum merdeka. Beberapa tantangan Kurikulum Merdeka yaitu sebagai berikut.

  1. Kesiapan dan kemampuan guru
  2. Sumber daya dan infrastruktur
  3. Keterlibatan orang tua dan masyarakat
  4. Evaluasi dan pengukuran
  5. Penyelarasan dengan Standar Nasional Pendidikan
  6. Sinkronisasi dengan lembaga pendidikan tinggi
  7. Keterkaitan dengan dunia kerja
  8. Implementasi yang konsisten

 

Di samping itu, terdapat beberapa peluang dari penerapan kurikulum merdeka yaitu sebagai berikut.

  1. Adanya fleksibilitas dalam pembelajaran
  2. Diversifikasi metode pembelajaran
  3. Pengembangan kreativitas dan kritisitas
  4. Peningkatan teknologi dan inovasi
  5. Pengembangan keterampilan hidup
  6. Relevansi akan kebutuhan lokal
  7. Kolaborasi antar sektor pendidikan dan industri

 

Dalam sesi penjabaran materi oleh narasumber, terdapat sesi tanya jawab dengan peserta, yang pertama oleh Chinta Paramitha, yang kedua oleh Safina Amelia Putri, dan yang ketiga oleh Shalsabilah Aprilianti.

 

Setelah sesi penjabaran materi yang disertai sesi tanya jawab, dilakukan pemberian sertifikat untuk Ibu Dian Lestari, S.Pd., Gr. selaku narasumber. Sebagai penutup kegiatan, dilakukan sesi dokumentasi dosen pengampu, narasumber, dan peserta secara bersamaan. Kegiatan Alumni Connect 14 Desember 2023 berakhir pada pukul 10.40 WIB.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *