Industrial Visit “Sustainable Practices & Community Engagement in Cultural Instituation”

Jakarta, 8 Maret 2024 – Pada hari Jumat, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta mengadakan kunjungan ke Goethe-Institut Jakarta dengan tema “Sustainable Practices & Community Engagement in Cultural Institution”. Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Helmut Weber dari Jerman, 22 mahasiswa, dan 7 dosen Fakultas Ekonomi.

Kunjungan dimulai dengan berkumpulnya peserta di Universitas Negeri Jakarta untuk berangkat bersama ke Goethe Institut Jakarta. Bertempat di ruangan no. 10 di Goethe Institut Jakarta para peserta kemudian melakukan pertemuan dengan diskusi dengan manajemen Goethe Institut. Ibu Ulrike Drissner, Wakil Kepala Departemen Bahasa di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, memberikan sambutan. Ibu Drissner telah berada di Indonesia selama 16 tahun dan fokus pada pertukaran budaya. Beliau menjelaskan bahwa Goethe-Institut tidak hanya mengajarkan bahasa Jerman, tetapi juga membangun jejaring dengan dosen dan sekolah lain serta mengadakan acara kebudayaan, termasuk program keberlanjutan seperti Monumen Antroposen Yogyakarta yang berfokus pada pengelolaan sampah plastik. Drissner juga memaparkan peran perpustakaan Goethe-Institut dalam memperluas wawasan dengan alat digital dan dampak digitalisasi pada masyarakat. Beliau menegaskan bahwa meskipun mendapat bantuan keuangan dari Kementerian Urusan Khusus Jerman, Goethe-Institut tidak terdaftar sebagai organisasi non-pemerintah.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab oleh peserta kepada Ibu Ulrike Drissner yang dipandu oleh Ibu Ervina Maulida dari FE UNJ. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan, disimpulkan bahwa Goethe melakukan kerja sama dan community engagement, selain dari memberikan pengajaran bahasa Jerman, tapi juga memiliki program khusus dengan universitas dengan melakukan pelatihan untuk pada guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa Jerman sampai tingkat P1 dan kemampuan mengajar mereka. Selain itu Goethe juga  berinisiatif melakukan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk mempersiapkan tenaga kerja berkeahlian dalam persiapan bahasa Jerman sebelum mereka melanjutkan kerja di Rumah Sakit di Jerman.

Pertanyaan berlanjut tentang program beasiswa, di mana Ibu Drissner menjelaskan bahwa Goethe secara umum menerima siswa yang sudah mendapatkan beasiswa sekolah master atau doktorl di Jerman dari lembaga lain untuk mempelajari bahasa Jerman di institut ini. Beasiswa yang disediakan oleh Goethe hanyalah untuk guru sebagai program pengembangan kualitas guru dan tidak ada beasiswa untuk pelajar. Pertanyaan pun kembali ditanyakan oleh mahasiswa lain mengenai waktu yang dibutuhkan untuk belajar bahasa Jerman. Lalu Ibu Drissner menjawab bahwasannya ketika belajar suatu bahasa, kecepatan dalam belajar dipengaruhi oleh intensitas waktu yang dihabiskan untuk mempelajarinya. Untuk mencapai satu level bahasa Jerman, paling tidak harus menghabiskan 6 bulan secara intensif di Goethe Institut dengan catatan bahwa tetap harus belajar secara independen yang dimana pelajar sering mengabaikannya. Lalu, untuk mencapai tingkatan dapat menulis dengan baik dalam bahasa Jerman, dibutuhkan waktu satu tahun.

Prof. Weber menutup sesi tanya jawab dengan pertanyaan tentang relevansi Goethe Institut dengan institusi lain di Indonesia dan fokusnya terhadap keberlanjutan budaya dan seni. Setelah sesi tanya jawab selesai, Ibu Ervina Maulida sebagai perwakilan dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta memberikan apresiasi penghargaan kepada pihak Goethe yang diwakili oleh Ibu Ulrike Drissner. Kegiatan dalam ruangan pun berakhir dengan melakukan sesi foto bersama di halaman Institut.

Acara selanjutnya, seluruh peserta termasuk Prof Weber diajak berkeliling ke berbagai sudut dan ruangan dari Goethe Institute. Terdapat banyak spot menarik seperti ruangan auditorium yang luas, beberapa ruangan kelas yang dilengkapi fasilitas dengan standar yang baik, dan juga terdapat cafe dimana kita bisa membeli makanan ringan dan berbagai minuman di sana.

Selanjutnya, terdapat sesi dimana kita menjelajahi lebih dalam mengenai perpustakaan unik di Goethe Institute. Ibu Nathalie dan Ibu Sifa yang menjadi informan perpustakaan pada kunjungan kali ini mengatakan bahwa perpustakaan ini dibuka untuk umum dan terdapat berbagai fasilitas yang sudah dikembangan dalam segi digital. Selain nyaman digunakan sebagai tempat belajar, perpustakaan ini menawarkan Game Room dilengkapi dengan play station, TV, dan berbagai fasilitas game lainnya. Di ruangan lain di perpustakaan ini juga terdapat fasilitas Virtual Reality (VR) yang terkoneksi dengan buku virtual digital yang kita dapat merasakan sudut pandang karakter utama dalam buku tersebut. Tidak hanya sampai situ, perpustakaan ini juga menawarkan tempat di lantai 2 yang berisi CD dan musik Jerman yang dapat didengar dan dinikmati. Kelengkapan buku Jerman di perpustakaan ini juga banyak dan sangat menarik, dari buku fiksi, keilmuan, hingga buku memasak.

Berikut dokumentasi selama berada di Perpustakaan Goethe Institut :

Kegiatan Industrial Visit pun diakhiri setelah kunjungan ke dalam perpustakaan, setelah menikmati coffee break yang disediakan oleh Goethe Institut kami pun melakukan perjalanan pulang kembali ke Universitas Negeri Jakarta. Demikianlah press release mengenai kunjungan ke Goethe-Institut Jakarta. Semoga semakin banyak mahasiswa yang semakin tertarik untuk melanjutkan studi ke Jerman dan belajar bahasa Jerman. Semoga aktivitas ini menjadi jalan pembuka untuk kerja sama-kerja sama berikutnya. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *