The World Day to Combat Desertification and Drought adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Juni untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah penggurunan lahan dan kekeringan yang mengancam kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia. Dalam upaya melawan tantangan ini, penanaman pohon mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir dan melindungi daerah yang rentan terhadap degradasi lahan.
Mangrove adalah ekosistem pesisir yang terdiri dari berbagai spesies pohon dan tumbuhan yang tumbuh di wilayah antara daratan dan laut. Mangrove memiliki kemampuan unik untuk bertahan dalam kondisi tanah yang berair asin dan berkontribusi secara signifikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Mereka mampu mengurangi erosi pantai, melindungi pesisir dari badai dan gelombang, serta menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies hayati.
Di Indonesia, masalah penggurunan lahan dan kerusakan ekosistem pesisir merupakan isu yang serius. Alih-alih memerangi perubahan iklim, kegiatan manusia seperti penebangan pohon, pertambangan, dan perubahan penggunaan lahan telah menyebabkan degradasi yang signifikan dalam ekosistem pesisir, termasuk hilangnya hutan mangrove yang berharga.
Dalam rangka memperingati The World Day to Combat Desertification and Drought, STMA Trisakti bersama Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang menjadi salah satu sponsor mengusulkan “Pengabdian kepada Masyarakat melalui penanaman 2500 bibit pohon mangrove di Muara Angke”. Tema dari kegiatan ini ialah “The World Day to Combat Desertification and Drought, Implementasi Program Keuangan Berkelanjutan dalam Upaya Mitigasi Risiko Dampak Terjadinya Tsunami melalui Perluasan Hutan Mangrove”.
Dokumentasi :
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
 |
Lampiran :