Laku Pandai: Peranan dan Tantangan Dalam Inkluasi Keuangan

Dalam rangka upaya pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan, maka pada tanggal 7 November 2016 bertempat di Hotel JW Mariott – Jakarta, Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Media Group menyelenggarakan Seminar yang bertajuk Laku Pandai: Peranan dan Tantangan Dalam Inkluasi Keuangan. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam terkait dengan inkluasi keuangan, dimana saat ini OJK memiliki salah satu program yakni program Laku Pandai dengan singkatan Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) yang didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Peserta yang hadir dari berbagai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta, para pelaku usaha, layanan perbankan lainnya, dan media, sedangkan perwakilan dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta adalah Hania Aminah, MM selaku dosen pendamping dan dua mahasiswa lainnya yaitu Regina Tantri dan M. Rifki fadillah. Adapun yang menjadi pembicaranya adalah Dr. Chatib Basri yang merupakan mantan Menteri Keuangan periode 2006-2010, Bapak Muliaman Hadad sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Bapak Jerry Ng selaku Direktur Utama BTPN. Disampaikan oleh Bapak Muliaman Hadad bahwa pemerintah sudah menetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, dimana masyarakat luas harus dapat memiliki akses dalam layanan keuangan baik formal maupun informal, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat ditingkatkan melalui pertumbuhan yang bersifat inklusif dan partisiatif, untuk itu OJK memiliki target pada tahun 2019 literasi keuangan di Indonesia sudah harus mencapai 75%. Hal tersebut senada dengan Chatib Basri bahwa strategi yang cocok dalam mengimplementasi lima pilar yang ada di Stranas Inklusif keuangan dengan pendekatan layanan keuangan informal dengan pendekatan teknologi informasi yang merata, sehingga bapak Jerry Ng menyampaikan bawah penetrasi smartphone di Indonesia kurang lebih 30% dan perlu ditingkatkan lagi guna menjadikan digital economics yang dapat membentuk perilaku nasabah guna mendukung stranas pemerintah serta meningkatkan agen layanan bank yang merata di seluruh Indonesia.